Minggu, 09 November 2008

Tanyalah pada semua

Gelisah

Sebongkah rasa tanpa nama
Menimbulkan sulur-sulur yang menjalar mengikat jiwa
Terus mengeluarkan kata-kata tanpa suara
Menimbulkan gelembung-gelembung udara yang menyesakkan dada
Darah mendidih tanpa ada penyaluran yang tepat
Emosi bergolak menempel pada jati diri dengan lekat
Liat...
Hari terang dilewati dengan menantang Sang Surya
Hari gelap dilalui tanpa makna
Tanpa arah, hanya mengalir
Seperti kilatan nafsu yang menyambar di ujung bibir
Seperti jilatan ombak yang melenyapkan jejak kaki di pasir
Merasa tersingkir...
Tapi tidak, hanya sedikit menepi dari dunia
Menciptakan kesunyian atas nama logika
Seperti nyanyian camar yang tercemar oleh gelombang masa
Seperti pohon yang meranggas akibat ulah peradaban tanpa nama
Menggema...
Rindu kepada kehidupan yang lama
Di mana selalu ada canda tawa
Merasa selalu bahagia, nyaris tanpa air mata
Euforia...
Tapi tak mungkin kembali ke sana
Semua mahluk sudah lupa
Tak ada lagi yang tahu siapa dia
Dia hanyalah segumpal nyawa tanpa nama
Persis seperti sebongkah rasa yang mengikat jiwa, menyesakkan dada
Siapakah dia?
Si tanpa nama
Yang berada tepat di antara yang ada dan tiada

from: nada_genta@yahoo.com

Tidak ada komentar: